Pengamat energi menilai rencana ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dilematis lantaran masih banyaknya kendala pengembangan yang bersifat sosial ekonomi.
Pengamat Pasar Modal dan CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto menyatakan PGEO tergolong pada high risk stock investment atau saham dengan risiko tinggi.
Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development INDEF Abra Talattov mengatakan harga saham PGEO pada hari perdana perdagangannya memperlihatkan kondisi yang paradoks menyusul moncernya kinerja fundamental perseroan dianggap cukup impresif dengan pencapaian laba bersih US$11,4 juta per September 2022 serta pertumbuhan pendapatan 5-10% setiap tahun.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menyatakan bahwa ada sentimen berlebihan dari publik terhadap IPO PGE yang ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribe) pada masa penawaran.